PAREPARE, RADIOMESRA. COM – Setelah Vakum lebih setahun, dialog kesehatan bersama STIKES Fatimah yang dulu di kenal sebagai Akper Fatimah kembali di gelar Radio Mesra dan Fatimah, Tayang Awal pada Rabu (28/01/25) dengan mengambil tema tentang penyakit Leptospirosis (Penyakit kencing Tikus) dengan narasumber direktur Stikes Fatimah Dr. Hendrik Sampeangin dan Di dampingi Bidan Agustina Dosen Senior STIKES Fatimah Parepare.
Dalam pemaparannya Dr. Hendrik berharap Ada pencegahan penyakit Leptospirosis baik secara perseorangan, karena berkembang di daerah tropis yang panas dan subtropis ada kuman yang senang di kelembabannya bagus dan suhu yang panas.
“Indonesia itu 2 musim musim panas dan musim hujan. Hujannya ini yang membuat banyak air, wadah di sawah, atau digenangan air atau di mana di situ tetapi suhu alam panas, kenapa bukan di Eropa, karena di sana ada musim semi, dingin, gugur dan sebagainya. Karena di sana. Lalu pencegahan untuk perseorangan itu tentu saja harus paling tidak memakai alat pelindung diri (APD) ketika banjir, bakterinya ini masuk ke dalam tubuh, bisa melalui mata, telinga, hidung, dan luka. Maka kalau banjir kotoran tikus pasti ada kencing tikus yang tersapu air banjir. Maka itu kemana-mana, kalau ada luka pasti masuk makanya pakai harus sepatu boot,” ujar Dr. Hendrik.
Lewat program Dialog Kesehatan Tersebut, Dr. Hendrik juga berharap sosialisasi bahaya penyakit Leptospirosis (kencing Tikus) bisa semakin di masifkan dan juga tindakan nyata pemerintah dengan membagikan alat-alat APD ke daerah-daerah yang rawan banjir.
“Pencegahan atau jenis bantuannya dari komunitas pencinta kesehatan atau NGO atau pemerintah membagikan alat-alat APD ke daerah-daerah yang rawan banjir. Kalau di parepare di bacukiki, Tegal, itu harusnya memang ada anggaran pemerintah untuk membagikan APD Kalau dekat-dekat mungkin hujan, atau bahkan pun tidak musim hujan kalau dilihat berisiko lokasinya tetap dibagikan ini penting digaungkan ketika ada pertemuan masyarakat, bahkan musrenbang atau pertemuan-pertemuan ormas atau partai atau rapat DPRD atau mungkin ada relawan mengedukasi supaya.” Terang Dr. Hendrik
