PAREPARE, RADIOMESRA. COM – Ketua DPRD kota Parepare Ir. H. Kaharuddin Kadir mengakui jika banyak pemerintah daerah punya utang dalam membangun daerahnya. Hal tersebut di sampaikan H. Kaharuddin Kadir terkait adanya rumor tingginya nilai utang Pemkot saat bergabung pada program Obras Selasa (08/09/23).
“Kita tidak sangkali bahwa pemerintah daerah punya utang, hampir semua pemerintah daerah punya utang. Seperti DKI Jakarta tidak berhutang bahkan surplus. Kalau di daerah di Sulawesi Selatan hampir semuanya punya utang. Ada beberapa penyebabnya karena ini sudah dijelaskan oleh tim anggaran pemerintah daerah, kalau struktur utang kita itu kurang lebih 51 M. Tentu saya tidak bisa sebutkan rincian utang ini. Ada utang belanja modal, utang lanjutan dan sebagainya totalnya kurang lebih 51M.” Kata H. Kaharuddin.
Lanjut Anggota Legislatif partai Golkar dapil Soreang itu, penyebabnya karena pertama, pendapatan ada yang tertunda salah satu sumber pendapatannya adalah dana bagi hasil pemerintah provinsi yang dapat dana bagi hasil tahun 2022 itu kurang lebih kalau di SK 34 M
“SK gubernurnya sudah ada. Kalo Sk gubernurnya ada itu sudah dianggap surat berharga. Jelas ada uangnya tapi dibuatkan kegiatan tapi di akhir tahun 34 m ini tidak masuk pemerintah provinsi tidak melunasi kewajibannya 34 m sudah dibuatkan kegiatan. Inilah yang termasuk utang tidak dibayarkan. Termasuk salah satu penyebabnya kenapa tertunda. Nanti tahun 2023 baru masuk, inilah yang mau diproses pemerintah daerah melalui parsial pemerintah bayarkan. Tapi kalau melihat kondisi kita hitung-hitungan kalau dibayarkan 34 m berkurang 17 itu masih normal. Keuangan kita masih normal, artinya manajemen keuangan kita siklus keuangan kita masih normal. Tentu pemerintah daerah punya strategi diantaranya melakukan penundaan beberapa kegiatan, sehingga ini bisa menanggulangi pembayaran utang. Kalau strateginya Saya kira pemerintah tahu bagaimana mensiasati dalam melakukan pembayaran. Jadi utang itu bukan sengaja, memang prediksinya salah. Artinya pemerintah provinsi tidak memenuhi kewajibannya, itu yang mempengaruhi keuangan kita atau faktor lain yang mempengaruhi.” Jelas Kaharuddin