PAREPARE, RADIOMESRA.COM – Pembongkaran duiker di beberapa titik di pusat Kota Parepare menuai kritikan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pembongkaran saluran air got yang dikerjakan hanya di sejumlah perempatan jalan dinilai tidak efektif untuk mencegah banjir di pusat kota.
“Pembongkaran got tidak menjamin menghindarkan banjir. Seharusnya seluruh saluran air yang mengalir ke got besar, semuanya dibuatkan master plan saluran air baru dikerjakan ulang secara bertahap dengan konsep yang sama agar pembagian air menuju saluran got besar tidak terpusat di got-got tertentu saja, sementara ada beberapa got besar yang tidak difungsikan secara maksimal,” urai Wakil Ketua DPRD Parepare Rahmat Sjamsu Alam (RSA), Sabtu (2/9/2017).
Apabila terjadi hujan, kata dia, pembagian volume air yang besar juga harus terstruktur sehingga got-got besar bisa berfungsi secara merata.
“Ada beberapa got besar yang dibangun sejak zaman Belanda namun air tidak di drop kesitu. Seperti got menuju Toilet Umum di Pasar Senggol, got paling lebar di Polwil (Lantas Polres) tapi hanya menampung air dari PLN saja, termasuk got besar di depan Yusida dan anging mamiri,” jelas legislator yang akrab disapa Ato ini.
Ketua DPC Partai Demokrat Parepare ini menuturkan, dengan adanya master plan pembagian volume air bisa diatur dan diarahkan, khususnya saat terjadi hujan. “Dengan master plan besaran got utama dan penyokong sudah diketahui ukuannya, kemudian dalam pekerjaannya nanti bisa menentukan mana yang perlu didahulukan dengan konsep yang sama, kalau perlu dibuatkan cetakan,” terangnya.
Dia mencontohkan, di daerah Lahalede apabila hujan pasti selalu banjir karena luas gotnya tidak bisa menampung volume air yang sangat besar. Terlebih saat air lagi pasang.
Menurut pengamatan dia, air dari rujab di sekitar KM 1 semuanya masuk ke Lahalede, di sisi lain samping pelabuhan ada beberapa titik got besar namun tidak di drop air ke situ. “Seharusnya air dari KM 1 dibagi dan tidak ke Lahalede semua,” pungkasnya.
( Cyberpare.Com — ardi)
